Sistem Informasi Desa Kutaliman

shape
Gambar Artikel

Panembahan Makom Dalem Santri Kyai Kepadangan

                                                                             Deskripsi Sejarah

                                                           Asal usul Panembahan Dalem Santri

                                                                   “ Makom Kyai Kepadangan”

                                                                             Desa Kutaliman

                                                  Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Banyumas

 

Ringkasan

             Penelusuran informasi mengenai asal-usul Panembahan Makom Dalem Santri yang berada di Desa Kutaliman Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Banyumas menggunakan metode Dokumentasi,Wawancara dan Deskripsi. Panembahan Makom Dalem Santri berjarak sekitar 10 km dari Alun-Alun Purwokerto dengan jarak tempuh sekitar 20 menit. Panembahan Makom Dalem Santri berada di Tanah Kas Desa Kutaliman dengan memilki luas + 227,552 Ha  tepatnya berada di wilayah Dusun 1 (satu) Desa Kutaliman yang masih terjaga kelestarianya sampai dengan saat ini. Didalam komplek Panembahan Makom Dalem Santri terdapat sejumlah makom yang keberadaanya ada sejak sebelum tahun 1900 M atau ratusan tahun yang lampau dan diyakini oleh masyarakat Desa Kutaliman dan sekitarnya merupakan makom keramat atau makom dari para pembawa syiar penyebaran agama Islam di wilayah Kabupaten Banyumas dan sekitarnya. Apabila melihat keberadaanya terdapat ada 7 (tujuh) makom yang masih utuh dan berada di bawah pohon besar.

                Nama Dalem Santri berasal dari kata Dalem dan Santri. Kata Dalem dalam kamus Bahasa Jawa dapat diartikan sebagai Tempat tinggal atau rumah sedangkan kata Santri dalam Kamus Bahasa Indonesia berarti Murid yang menimba ilmu agama Islam.

              Masyarakat Desa Kutaliman mengenal keberadaan Panembahan Makom Dalem Santri  dari para orang tua atau para leluhur dengan cerita turun temurun bahwa keberadaan Panembahan Makom Dalem Santri adalah makom waliyullah para Tokoh penyebar dan pejuang yang telah berjasa membawa syiar agama Islam diwilayah Kabupaten Banyumas dan sekitarnya. Masyarakat secara turun temurun dan lebih mengenal dengan sebutan “Mbah Ndalem Santri Kyai Kepadangan”.

Uraian

           Apabila ada seseorang ditanya sejarah lahirnya negara, besar kemungkinan dia akan menjawab tanpa adanya kesulitan yang berarti, dikarenakan bekal ilmu pengetahuan yang telah di dapatkannya mengenai asal-usul bangsa dan negaranya sudah diberi bekal pendidikan sejak sekolah dasar. Namun jika ditanya bagaimana asal-usul sebuah tempat atau sebuah peninggalan, barangkali akan mengalami kesulitan. Siapakah yang sanggup menceritakan asal-usul sebuah tempat apalagi tempat tersebut sudah terkesan kabur,tercampur antara legenda dan mitos dan kejadian nyata. Dalam hal ini sama halnya dengan ketika kita bersama-sama menggali asal -usul keberadaan dan sejarah Panembahan Dalem Santri, kita hanya mendapat informsi dari para orang tua,sesepuh,leluhur kita yang hanya menyampaikan sebuah cerita dari mulut kemulut yang tidak pernah di bukukan atau tertulis dan dikaji lebih mendalam tentunya ini menjadi kesulitan untuk pembuktian kebenaranya, namun apa yang sudah disampaikan oleh para orang tua,sesepuh,leluhur kita tentunya lebih dapat bisa kita terima sebagai dasar adanya cerita asal-usul atau siapa sebenarnya yang telah dikebumikan di Panembahan Makom Dalem Santri tersebut, terlepas dengan segala kepentingan bahwa Panembahan Makom Dalem Santri adalah makom yang diyakini sebagai makom keramat yang  sudah ada keberadaannya sejak dahulu  sudah melekat dan dipercaya di masyarakat Desa Kutaliman dan sekitarnya dengan sebutan Mbah ndalem Kyai Kepadangan adalah seseorang Waliyullah,Tokoh penyebar syiar Islam,Orang baik yang banyak berjasa untuk manusia yang lain dan  semesta alam. Banyak sekali cerita-cerita yang telah dari para orang tua,sesepuh bahwa diceritakan adanya keberadaan Panembahan Makom Dalem Santri dalam makam yang konon diyakini sebagai tempat untuk berziarah,berdoa dan menepi bagi sebagian masyarakat atau sekelompok masyarakat di wilayah Desa Kutaliman dan sekitarnya untuk permohonan hajat kepada sang pencipta Tuhan semesta alam  Allah SWT karena ditempat tersebut sangatlah sejuk,rindang,sepi dan jauh dari keramaian atau hiruk piruk masyarakat, konon sejak dahulu menurut cerita yang menjadi sebuah nama Kyai Kepadangan adalah kata Kepadangangan diambil dari kata Padang. Kata Padang dalam Kamus Besar Bahasa Jawa berarti Terang, penambahan awalan Ke dan an kedalam kata Kepadangan dapat dimaknai menjadi menerangi atau membuat terang benerang. Para peziarah yang datang dan menyepi mencari ketenangan atau meminta dikabulkananya hajat kepada sang pencipta Allah SWT di Panembahan Dalem Santri merasakan aura atau suasana kebatinan dalam hati dan pikiranya menjadi terang atau dalam bahasa jawa menjadi Padang suasana hati dan pikiranya dan meyakini setelah kembali berziarah ada jalan keluar dari kesulitan dan terkabulkan hajatnya.

              Untuk mendapatkanya data sejarah asal-usul sebuah tempat tentunya harus mengumpulkan folklore atau kebudayaan suatu kolektif yang sudah tersebar dan diwariskan secra turun temurun baik secara tradisional dalam versi yang berbeda dan juga tidak sekedar lore yaitu teks cerita prosa dari masyarakat tetapi juga folk yaitu kontek latar belakang culture masyarakat asli yang telah mimiliki cerita tersebut. Cerita asal -usul mengambil folklore dalam wilayah skala kecil  tokoh-tokoh lokal yang paham dan mengerti serta mengalami perkembangan sejarah dengan diambil berdasarkan wawancara. Seperti halnya keberadaan Panembahan Makom Dalem Santri juga harus dapat di pahami dengan seksama oleh masyarakat bahwa tempat tersebut bukan hanya menjadi tempat yang istimewa yang dimiliki oleh masyarakat Desa Kutaliman tetapi harus ada upaya pelestarian sebagai benda warisan cagar budaya berbasis masyarakat sebagai pembaharuan dan menjadikan benda warisan sebagai objek sejarah yang dilindungi oleh Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.



Daftar Pustaka :

Sumiarti dan Azka Miftahudin.2018 Tradisi Adat Jawa. Yogyakarta: Pustaka Ilmu 

Nara Sumber :

Ahmad Alwi Suparto,Drs,M.Si Tokoh Masayarakat,Budayawan,Esk Pamong Budaya Banyumas

,Pensiunan Perangkat Desa,dan beberapa Tokoh Masyarakat yang lainya.

Tulis Komentar